Transmisi Nilai-Nilai Kemelayuan Dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender di Kabupaten Bengkalis
DOI:
https://doi.org/10.56633/jsie.v5i1.724Abstract
Masalah gender dalam melayu hal yang menarik untuk dikaji, dalam perkembangannya terjadi transmisi nilai pada nilai-nilai melayu riau. Di tahun 1950, ketika perempuan belum menyentuh pendidikan, perempuan melayu hanya mengurusi urusan rutinitas rumah tangga dan sebagian juga sibukkan dengan rutinitas berkebun dan berladang. Namun berdasarkan perkembangannya perempuan melayu telah dengan adanya transmisi nilai-nilai kemelayuan, perempuan telah mengambil peran diberbagai hal, dalam bidang politik, sosial, ekonomi, akademisi, dan lain-lain. Perempuan melayu mulai sadar akan pentingnya sebuah dobrakan perubahan dan gerakan dari diri perempuan itu sendiri. Metode peneltian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan jenis penelitian kualitatif, Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan indicator dari kesetaraan gender dapat dilihat dari adanya akses: Adanya kesempatan antara laki-laki dan perempuan adanya peluang dan kesempatan dalam menggunakan sumberdaya yang ada. Partisipasi: Dalam hal ini laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan dalam keikutsertaan dalam pengambilan keputusan. Di kabupaten Bengkalis menunjukkan kesenjangan jumlah perempuan dan laki-laki, Kontrol: merupakan penguasaan atau wewenang yang dimiliki laki-laki dan perempuan dalam memegang jabatan tertentu. Manfaat: kegunaan yang dapat dirasakan secara optimal. Upanya Kabupaten Bengkalis dalam menginplementasikan kesetraan gender dapat dilihat salah satunya dari Ketersediaan data statistic gender, Adanyan kelembangaan PUG, dll.