Koi Gate dalam lanskap naratif imajinatif sering digambarkan sebagai gerbang air bercahaya yang dijaga dua ikan koi berwarna merah dan emas. Gerbang ini tidak membuka akses menuju permainan apa pun, tetapi menjadi portal visual tempat cahaya, gelombang, dan pola air saling menyatu. Ketika aliran ini bergerak menuju ruang Baccarat versi fiksi, terciptalah tarian cahaya berlapis yang mengalir menyusuri permukaan kartu dan angka melayang tanpa memberikan makna teknis apa pun. Semuanya hadir sekadar sebagai harmoni visual.
Koi Gate digambarkan sebagai struktur besar yang berdiri di tengah kolam luas berwarna biru safir. Pilar-pilarnya berpendar, memancarkan cahaya biru muda yang naik turun secara perlahan. Dua koi yang mengelilinginya bergerak melingkar, meninggalkan jejak serpihan cahaya seperti serpihan kaca. Setiap kali kedua koi bersilangan, muncul gelombang halus yang menjalar ke permukaan air.
Dari pusat gerbang, lapisan cahaya muncul satu per satu. Lapisan pertama berwarna biru lembut, menyerupai kabut tipis. Lapisan berikutnya lebih tebal, menghadirkan warna keemasan yang memantul di atas air. Lalu muncul lapisan ketiga, berupa garis-garis putih yang membentuk kurva seperti riak air. Ketiga lapisan ini bergerak bersamaan, menyatu seperti tirai cahaya yang terus mengalir keluar dari gerbang.
Baccarat dalam kisah metaforis ini bukan meja, tetapi sebuah ruang besar berlantai perak. Di dalamnya, kartu berwarna putih mengambang perlahan seolah mengikuti arus angin yang sangat lembut. Angka-angka pada kartu tidak memiliki fungsi atau konsep nilai; mereka hanya menjadi pola visual yang mempercantik seluruh suasana. Garis-garis tipis di lantai berfungsi sebagai batas imajinatif yang menjaga agar kartu tetap bergerak dalam lintasan rapi.
Ketika cahaya dari Koi Gate memasuki ruang Baccarat, lapisan-lapisan cahaya mulai mengalir menyusuri kartu yang mengambang. Lapisan biru pertama melapisi permukaan kartu, memberikan efek seperti kabut yang menenangkan. Lapisan keemasan kemudian mengikuti, menciptakan kesan bahwa kartu tengah menerima sinar matahari sore hari. Lapisan terakhir, berupa garis putih kurva, memantul di tepi kartu, seolah menuliskan pola air yang sangat halus.
Cahaya-cahaya ini tidak mengubah kartu atau angka, tidak menghasilkan nilai, dan tidak memengaruhi apa pun dalam cerita. Mereka hanya menambah kedalaman visual pada suasana ruang tersebut. Kartu tetap mengambang dengan tenang, sementara aliran cahaya hanya lewat seperti angin lembut yang memberi warna tambahan.
Dua koi yang menjaga gerbang juga turut mengirim serpihan cahaya kecil ke dalam ruang Baccarat. Setiap serpihan menyentuh permukaan kartu lalu memudar pelan, meninggalkan kilau singkat yang memperindah lanskap. Keduanya digambarkan bukan sebagai makhluk pengendali, tapi sebagai simbol penjaga yang memastikan cahaya mengalir dengan ritme yang tenang.
Saat seluruh lapisan cahaya menyatu dengan gerakan kartu, ruang Baccarat tampak seperti lautan udara. Kartu bergerak seperti daun yang mengikuti arus air, sementara cahaya dari gerbang menambah efek kedalaman. Tidak ada pusat atau tujuan dalam suasana ini; hanya pergerakan lembut yang dirangkai menjadi satu pemandangan kontemplatif.
Narasi “Koi Gate Mengalirkan Cahaya Berlapis Pada Setiap Putaran Kartu Baccarat” menghadirkan pertemuan dua elemen visual yang berbeda namun saling melengkapi. Koi Gate menghadirkan aliran cahaya bertingkat sebagai simbol harmoni, sedangkan ruang Baccarat menjadi kanvas tenang yang menerima aliran tersebut. Cerita ini tidak mengandung konsep teknis apa pun, melainkan menampilkan interaksi visual yang membentuk lanskap estetis yang damai dan memikat.