Personal Branding Manajemen Dakwah Gus baha dan Buya yahya

Penulis

  • Muhammad Ronaydi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Muhamad Zen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.56633/jdki.v3i1.551

Kata Kunci:

Personal Branding, Manejemn Dakwah, Gus Baha, Buya Yahya

Abstrak

Penelitian ini mengkaji perihal personal branding yang dimunculkan oleh para pendakwah, sehingga di era saat ini memiliki brand yang baik di mata masyarakat sebagai pendakwah sangat diperlukan untuk dapat diterima oleh banyak kalangan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis tertarik untuk melihat tentang Personal Branding Manajemen Dakwah oleh ulama yang terbilang tua namun dapat diterima oleh berbagai kalangan yaitu Gus Baha dan Buya yahya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan netnografi untuk mendapatkan data, peneliti secara masif mengikuti dan melihat akun-akun yang dikelola oleh tim-tim dari Gus Baha dan Buya Yahya. Penulis menemukan personal branding manajemen dakwah Gus Baha dan Buya Yahya dengan menelaah dari unsur-unsur Manajemen dakwah yang dibahas oleh Munir dan Ilahi, selain itu penulis juga melihat kekuatan Personal Branding kedua ulama dengan studi yang dibahas McNally dan Speak. Sehingga penulis menemukan hal-hal menarik dari sosok Gus Baha dan Buya Yahya.

Referensi

Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV Jejak.

Bondowoso, S. (2022, Agustus 3). Alasan Gus Baha Selalu Memakai Kemeja Putih, Diantaranya Terinspirasi dari Sahabat Rasulullah. Dipetik Juni 4, 2023, dari Alasan Gus Baha Selalu Memakai Kemeja Putih, Diantaranya Terinspirasi dari Sahabat Rasulullah - Bondowoso Network: https://bondowoso.jatimnetwork.com/khazanah/pr-1824046855/alasan-gus-baha-selalu-memakai-kemeja-putih-diantaranya-terinspirasi-dari-sahabat-rasulullah

Budi. (2020, 1 13). Biografi Gus Baha' (kh. Ahmad Bahauddin Nursalim). Dipetik Juni 4, 2023, dari Biografi Gus Baha' (KH. Ahmad Bahauddin Nursalim) | Profil Ulama ': https://www.laduni.id/post/read/66908/biografi-gus-baha-kh-ahmad-bahauddin-nursalim

Haroen, D. (2014). Personal Branding Kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Jannah, R., & Herdah. (2022). Kata Serapan Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia Pendekatan Leksikografi. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Islam, 20(1), 123-132.

Kotler, P., & Proertsch, W. (2006). B2B Brand Management. Jakarta: BIP.

Kozinets, R. V. (2010). Netnography: Doing Etnographic Research Online. Sage Publishing.

Lyceum. (2023, Maret 6). biodata Buya Yahya: Agama, Keluarga, Pasangan, Fakta Dan Karir. Dipetik Juni 5, 2023, dari Lyceum: https://www.lyceum.id/biodata-buya-yahya/

Munir, M., & Ilahi, W. (2021). Manajemen Dakwah. Jakarta: KENCANA.

Musthafa, Q. (2022, Januari-Juni). Profil KH. Bahaudin Nur Salim (Gus Baha) dan Pengaruhnya pada Generasi Milenial. Musala: Jurnal Pesantren dan Kebudayaan Islam Nusantara, 1(1), 79-90.

Muthmainah, S., Masruroh, S. A., Mufad, A. M., & Muwahhidah, I. (2022, Juni). Online da'wah on Social Media: Personal Branding of a Female Celebrity Preacher on Instagram. Lentera: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi, 6(1), 39-63.

Nurjaman, T., & Herlina, R. (2021, Juni). Personal Branding Ustadz Hanan Attaki di Media Sosial. Profesional FIS UNIVED, 8(1), 22-29.

Nurjuman, H., Septapriana, R. Y., Fajri, M. D., & Anshori, Y. T. (2022, April). Personal Branding Da'i Muhammadiyah: Studi Komparatif pada Ustadz Alfian Tanjung dan Ustadz Muhammad Ziyad. Derivatif: Jurnal Manajemen, 16(1), 184-193.

Schimitt, B. H. (2002). Experiental Marketing How to Get Costumer to Sense Fell Think, Act. New York: Realte to Your Company and Brand New York The Press.

Sunarto. (2014). Etika Dakwah. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press.

Suprabowo, I. (2020). Ustadz Popular di Indonesia Kajian Tentang Brand di Media Sosial. Bogor: Staini Press.

Unduhan

Diterbitkan

2023-07-04

Cara Mengutip

Ronaydi, M., & Zen, M. (2023). Personal Branding Manajemen Dakwah Gus baha dan Buya yahya. Jurnal Matlamat Minda : Manajemen Dakwah, 3(1), 134–150. https://doi.org/10.56633/jdki.v3i1.551